mereka masih ada (banyak)

bogor, jam 8 malam.. dari pojok sebuah angkutan kota 03
..kaki kaki kecil itu dengan lincahnya berlari diantara roda kendaraan bermotor. telapaknya mungkin sudah tidak mungkin lagi hancur oleh kerasnya aspal jalanan kelas I. tangan2 mungil itu mulai memainkan ukulele kumal ataupun peralatan bunyi2an sederhana lainnya, walaupun beberapa mulai menggunakan tape karaoke murahan yang mengalunkan lagu2 khas pengamen, mulai dari lagu2 yang sedang dan sudah terkenal. …mungkinkah.. bila kubertanya.. pada bintang-bintang.. dan bila.. ku mulai merasa..

nak, pulanglah. apa yang kau cari disini? sebegitu tegakan ayah dan ibumu membiarkanmu berkeliaran ditemaram lampu lalu lintas ini? bersekolahkan engkau? tidakkah kalian punya pe er untuk dikerjakan malam ini?

sebuah ungkapan yang sangat klasik. sebuah gelengan kepala yang sangat terlambat. sebuah kepedulian yang usang. kenapa baru sekarang q? kenapa baru kau lihat? karena kontrasnya hal2 yang kau lihat sebelum ini? ah.. sangat melankolis sekali. bahkan terlalu mengada-ngada (benarkah?). mereka hadir sejak lama. anak2 zaman yang tidak merasakan sebuah masa kanak2 yang indah. disaat anak2 seusianya sedang asik main playstation 2 hingga melupakan sekolah, berinternet ria di rumah maupun warnet yang membuat mereka mengenal objek2 fantasi sex lebih dini, menyantap fast food yang bertebaran hingga obesitas melanda mereka, ataupun menonton home theater di rumah mereka dengan suara yang menggelegar dan membangunkan tetangga sebelah yang sedang sakit diabetes melitus akut.

ah memang sebuah gejala sosial yang klasik.. tapi harus diselesaikan secepatnya. ini bukan salah siapa-siapa. mulailah dengan hal yang kecil. apakah merasa iba pada mereka merupakan awal yang baik? dan apakah tidak memberi mereka uang atas hasil jerih payah mereka berteriak-teriak merupakan sebuah pelajaran bagi mereka *supaya mereka kapok ngamen?* atau malah membuat kita kehilangan rasa ‘berbagi’ pada mereka?

yang pasti.. mereka masih ada hingga saat ini dan semakin bertambah.. hingga kapan?