laskar pelangi dan mie kocok

menonton laskar pelangi ternyata seperti makan mie kocok di pasar mawar bogor. adik saya bilang, jika makan mie kocok di tempat ini, selalu diawali dengan keinginan yang menggebu-gebu. apalagi ditambah provokasi dari orang-orang yang sudah pernah mencobanya membuat kita semakin ingin mencoba mie kocok tersebut.

tapi apa yang terjadi pada saat ketika memakannya? kita pasti akan cuma bilang: ah kok gini aja? mana istimewanya? tak lama, kita akan berpikir bahwa mie kocok pasar mawar memang tidak ada istimewanya.

tapi tunggulah beberapa saat, pikirkan isi yang terkandung di dalamnya dan temukan aftertaste-nya, maka percayalah kita akan ketagihan. maka ketika kita melewati kedai itu, jangan heran jika secara tak sadar kita akan berusaha kembali ke sana.

pake pelet? mungkin juga *huahahaha.. nyang bener aja!!*.

begitu juga dengan laskar pelangi. awalnya saya begitu bersemangat, bahkan sampai rela menonton di hari pertama dan jadwal yang terakhir. ketika menonton, walaupun dengan suasana yang beberapa kali campur aduk: lucu, terharu, garing dan sebagainya, saya cuman berpikir: kok gini doang? tapi ternyata kasus mie kocok terulang kembali di sini. sampai di rumah saya tidak bisa menghilangkan pikiran saya terhadap film itu. kepolosan anak-anaknya, alam belitong yang begitu indah ditangkap di kamera, pesan-pesan sarat makna, dan juga kata-kata yang saya suka (dan selalu saya pakai sejak lama): BERANI BERMIMPI!!

berbeda dengan novelnya, film ini memang jauh lebih masuk akal dan membumi. kehebatan lintang di novel menjadi sangat masuk akal. dia jenius.. dan itu mungkin. walaupun begitu, di beberapa bagian film ini seperti hanya berusaha menceritakan banyak hal dan menggambarkan apa yang ada di novel menjadi bahasa gambar. kasus bola tenis-nya samson adalah salah satu contohnya, yang sepertinya memang tidak perlu-perlu amat.

tapi overall, kembali pada kasus mie kocok, film ini memang bikin candu. candu untuk menonton lagi, candu untuk mendiskusikannya, candu untuk berpikir makna yang ada di dalamnya. verrys yamarno dan ikranegara, yang bermain paling gemilang di antara para pemain lainnya, adalah salah satu hal yang membuat saya menyukai film ini. two thumbs up buat mereka! tancap boy!! satu lagi yang membuat film ini semakin menarik adalah music scoring yang dibuat aksan sjuman, benar-benar membuat film ini semakin ‘berbumbu’.

jadi.. ada yang mo ngajak saya nonton yang kedua kalinya? silahkan boy..

image source: here